Marhaban yaa Ramadhan…..
Kegembiraan
yang tiada ternilai harganya kala kita dapat berjumpa kembali dengan bulan yang
penuh berkah ini yaitu bulan Ramadhan. Belum tentu tahun depan kita dapat
menjumpainya seperti saat ini.
Suasana Ramadhan
kali ini jauh berbeda dengan tahun- tahun sebelumnya karena saat ini kita
dihadapkan suasana mewabahnya Covid-19 ( Corona), sebagaimana kita tahu bahwa
wabah ini tidak hanya melanda Indonesia namun seluruh dunia merasakan hal yang
sama. Sebagai umat Islam kita tidak perlu menyesali atau bahkan meratapi
kejadian ini, meskipun di antara keluarga kita ada yang jadi korban
ganasnya wabah Corona, justru sebaliknya
kita wajib bersyukur dengan apa yang
diberikan Allah ini. Bukan tidak mungkin di balik kejadian ini terdapat banyak
hikmah yang dapat kita peroleh untuk kehidupan kita selanjutnya.
Berbagai upaya
dilakukan Pemerintah dan masyarakat untuk menanggulangi dan memerangi wabah ini
agar tidak jatuh kurban-kurban berikutnya.salah satunya adalah Social Distancing ( pembatasan social ),
*Dikarantina* _(lockdown atau Social
distancing atau apalah istilah yang dipakai)_ *di rumah, di kamar* atau *di
suatu tempat* dalam jangka waktu yang lama _*
Dengan
program-program tersebut kita menjadi
lebih banyak waktu untuk tinggal di rumah bersama keluarga, kesempatan inilah
yang tidak pernah kita lakukan sebelumnya bahkan oleh siapa saja di dunia ini,
banyak kesempatan memberi peluang kepada kita untuk lebih dekat dengan keluarga,
anak-anak, suami atau istri. Bisa jadi ada keluarga lain seperti Orang Tua,
saudara, asisten rumah tangga dan sebagainya.
Sebelum
terjadinya wabah ini kita banyak disibukkan dengan aktifitas kita di luar rumah
baik kantor, sekolah, Mall atau tempat-tempat hiburan lain yang banyak menguras
waktu kita hingga tidak sempat untuk tinggal di rumah. Banyak hal yang dapat
kita lakukan dalam kesempatan seperti ini, misalnya menghabiskan waktu untuk
membaca dan mendalami Alqur’an bisa lebih lama, sholat wajib dan sunnah bisa
tepat waktu dan berjamaah dengan keluarga, berbuka dan sahur bersama hampir setiap
hari dapat kita lakukan bersama. Sebelumnya kita suka menghadiri BUKBER ( Buka
Bersama) dengan kolega dan kerabat, saat ini dipastikan tidak mungkin
dilakukan, mau atau tidak kita harus berbuka bersama keluarga di rumah saja.
Sebagai
Ibu Rumah Tangga sekaligus PNS sehari-hari kita berada di kantor, saat ini
harus tinggal dan bekerja di rumah, di sini kaum Ibu dituntun untuk lebih
cerdik lagi dalam memanagement waktu karena harus dapat membagi waktu untuk
memasak, membantu anak-anak menyelesaikan tugas sekolah, melayani suami serta
menyelesaikan tugas kantor dengan tepat waktu. Kalu dihitung –hitung lebih
berat memang, namun ada kepuasan tersendiri jika semua kita lakukan dengan rasa
ikhlas, sabar dan juga diniati ibadah.
Barangkali bagi sebagian orang kejadian seperti
ini membosankan namun tidak untuk kita umat Islam, misalnya
*Mati gaya* bahkan tak jarang yang *stres*.
*_Harus
ada solusi agar waktu berdiam itu lebih bermanfaat._*
Alangkah
baiknya jika *sebagian waktu kita selama masa isolasi diisi dengan
membaca
dan mempelajari Al-Quran*.
Mungkin
*selama ini kita jarang menyentuh Al-Quran* dan membacanya dengan rutin. *Satu
juz per hari tak tercapai.* Bahkan *satu halaman pun tak sempat*.
Allah SWT telah berfirman:
Allah SWT telah berfirman:
الَّذِينَ ءَاتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَتْلُونَهُۥ حَقَّ تِلَاوَتِهِۦٓ أُولٰٓئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِۦ
ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِۦ فَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْخٰسِرُونَ
Artinya:
_"Orang-orang yang telah Kami beri kitab, *mereka membacanya dengan sebenar benar bacaan,* mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi." (QS. Al-Baqarah: 121)_
_"Orang-orang yang telah Kami beri kitab, *mereka membacanya dengan sebenar benar bacaan,* mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi." (QS. Al-Baqarah: 121)_
Resapilah
*kebersamaan dengan Al-Quran* sehingga terasa *lebih nikmat* dan *memberkahi
usia* yang dihabiskan bersamanya.
*Imam
Nawawi* di dalam *_Kitab Al Adzkar_* berkata, _"Adapun *waktu utama
membaca Al-Quran* di luar sholat ialah *pada malam hari.* Paruh kedua malam
lebih utama dibanding paruh pertama. *Disunahkan* juga membacanya ketika
*selang waktu maghrib dan isya*. Sementara waktu siang, yang dianjurkan ialah
ketika *usai sholat subuh*. Pada prinsipnya, kapanpun baca Al-Qur'an
diperbolehkan. Tidak ada kemakruhan untuk baca Al-Qur'an kapan saja. *Bahkan
membaca Al-Qur'an di waktu yang dimakruhkan sholat sekali pun tetap
diperbolehkan."*_
Sungguh kebahagiaan
yang tak ternilai karena dalam suasana PSBB seperti sekarang baca Al-Qur’an
dapat kita lakukan dengan porsi lebih banyak bahkan kemeriahan rumah yang
tadinya sepi dan amat sepi, sekarang jadi bergairah. Bagaimana tidak, tadinya
kita tinggal cuma berdua kini jadi bertiga.
Saat nengok cucu ke
Malang, cucu pertama ikut balik ke Surabaya, waktu itu belum diberlakukan PSBB.
Setelah satu minggu di Surabaya PSBB diberlakukan otomatis gak bisa nganter
balik cucu ke Malang. Yang menggembirakan lagi …..cucu malah senang tinggal
bertiga bersama Eyangnya di Surabaya.
Dengan keberadaan
cucu di sini akibatnya semua tugas sekolah dikerjakan dengan sistim daring
dengan Mamanya, tugas difoto dikirim dari Malang, dikerjakan oleh cucu di
Surabaya difoto kembali kirim via WA ke Malang. Sampai di Malang tugas yang
terkirim lewat WA diprint out dilampirkan di LKSnya dikirim ke SDnya, begitu
seterusnya berlangsung selama hampir satu bulan.
Saat peringatan
Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2020 lalu, ada tugas dari gurunya untuk
berpakaian seragam Pramuka lengkap difoto dengan posisi hormat, padahal cucu di
Surabaya tidak bawa pakaian seragam sama sekali, Mamanya bingung !!!
Kebetulan saat itu sedang berkunjung
di rumah saudara untuk ngantar pesanan beras, akhirnya cucu disetting pakai
seragam Pramuka milik sepupunya yang sudah kelas XI SMA didandani sedapat
mungkin agar tidak nampak kedodoran Alhamdulillah berhasil lanjut difoto kirim
WA ke Malang ….beres dah!!!! dikirim ke gurunya di Malang.
Sungguh
kejadian seperti ini adalah kejadian
unik yang tak pernah diprediksi sebelumnya, menuntut kreatifitas kita dalam
situasi darurat akhirnya muncul ide-ide cerdas karena The Power off Kepepet.
Profil Penulis
|
Denny
Sofiastuti,M.Pd. Lahir di Solo,12 Desember 1965. Penulis menyelesaikan
Pendidikan S-2 Bahasa Indonesia di Universitas Islam Malang tahun 2012. Menjadi
PNS sebagai Guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMAN 3 Bojonegoro selama 20
tahun saat ini mengajar di SMAN 21 Surabaya.
Aktif dalam memajukan
gerakan literasi di sekolah dan beberapa kali mengisi artikel pendidikan di
Majalah Media Guru Jawa Timur.
Buku yang telah
diterbitkan beberapa Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia serta buku-buku lainya
:
1.
Modul Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester I
2015
2.
Modul Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester II
2015
3.
Modul Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester I
2016
4.
Modul Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester II
2016
5.
Kumpulan Esai kelas X SMAN 3 Bojonegoro tahun 2016 –
ISBN
6.
Mengenal Kaum Kalang sebagai Cikal Bakal Masyarakat
Bojonegoro
tahun 2017 – ISBN
7.
Serbaserbi Imunisasi Diptheri ( Kumpulan Cerpen) Kelas
XI Bahasa SMAN 21 Surabaya tahun 2018 – ISBN
8.
The Black Pear from Pantura tahun 2018 – ISBN
9.
Bangga Menjadi Guru Literat Kolaburasi 67 Penulis dan
Penggiat Literasi tahun 2020 - ISBN
10. Guruku Inspirasiku ( Antologi Cerpen) tahun 2020 – ISBN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar