Cafebahasaku.com

SELAMAT DATANG !!!

BLOGG INI MERUPAKAN SARANA SEBAGAI MEDIASI UNTUK MENAMPUNG SEGALA KREATIVITAS ANAK BANGSA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA & SASTRA INDONESIA

Kamis, 21 Mei 2020

Puasa di Sepuluh Hari Terakhir

Berkah Ramadhan di Sepuluh Hari Terakhir di Masa Pandemi
ditulis oleh : Denny Sofiastuti,M.Pd. ( Guru SMAN 21 Surabaya)

Bulan Ramadhan tahun ini jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Ujian berat kita hadapi bersama dengan seluruh penduduk di penjuru dunia, yaitu memerangi wabah Covid-19 dalam kondisi berpuasa. Karena kita berpuasa ini didasari iman, maka seberat apa pun Alhamdulillah kita dapat melaluinya. Justru kondisi Covid sangat mendukung pelaksanaan puasa Ramadhan jaditerasa lebih khusyu'

Ramadhan sudah akan meninggalkan kita esok hari. Padahal rasanya, ingin lebih lama lagi bersamanya. Menghabiskan waktu untuk beribadah lebih banyak lagi. Pada sepuluh hari terakhir ramadhan, umat muslim lebih tekun beribadah karena mereka mengharapkan malam Lailatul Qodar. Meskipun berlalu beda dengan tahun sebelumnya, sholat teraweh dilakukan di rumah masing-masing, terdengar lantunan orang bertaddarus hingga tengah malam. Tidak ada i'tikaf di masjid dan di musholah. Sebagai warga negara yang baik kaum muslim mematuhi anjuran pemerintah sehingga masjid terasa sepi.

Saat ini masyarakat tidak banyak melakukan pergerakan untuk menyambut datangnya hari raya idul fitri, dengan pergi berbelanja. Mereka lebih banyak diam di rumah. Tidak terdengar keributan pergi belanja ke toko, mall, atau pasar untuk beli baju baru. Anak-anak tetanggapun tidak ada yang menangis minta dibelikan baju oleh orang tuanya. Sepertinya anak- anak kecil ini juga sudah paham dengan situasi di sekitarnya. Pastilah Orang tua mereka sudah memahamkan tentang adanya virus yang mematikan itu, sehingga anak-anak itu juga takut untuk mengajak keluar rumah. Sungguh pelajaran sangat berharga ternyata covid 19 juga manjur sebagai alat orang tua untuk membujuk anak anaknya agar tidak rewel. Jadi covid 19 ini pelan-pelan mengubah kebiasaan masyarakat untuk membeli baju baru untuk di pakai pada hari raya.
Banyak yang berasumsi bahwa hari raya itu hari yang suci, anggapan mereka, semuanya harus serba suci termasuk baju baru, itu pun dianggap sebagai baju yang suci. Karena itu mesti harus beli yang baru, padahal baju yang dibelinya lebaran tahun lalu masih utuh di lemari tidak pernah dipakai. Itulah salah dalam memaknai kata suci. Trend memakai baju di hari raya sebenarnya adalah ajang pamer baju, kecantikan, gengsi, juga kekayaan pada keluarga dan handai tolan.

Fenomena lain di akhir ramadhan di masyarakat adalah budaya tukar uang di bank atau jasa pertukaran uang di jalan-jalan. Budaya ini ada karena adanya kebiasaan unjung-unjung ke sanak family dan biasanya sambil bagi-bagi rejeki untuk para keponakan dan sanak famili yang tua. Budaya tersebut saat lebaran kali ini jauh berkurang dan mungkin tidak ada karena adanya anjuran untuk tidak berkunjung ke rumah saudara atau tetangga secara berkerumun. Faktanya akan kita buktikan besok ketika hari raya tiba.

 Pelajaran lain adalah agar manusia itu tidak melulu memikirkan dirinya sendiri, tetapi harus mengingat adanya saudaranya yang masih membutuhkan uluran tangannya. Mereka tak boleh egois dan serakah. Sangat memalukan dan tidak punya hati kalau di masa yang sulit ini menutup mata pada keadaan sekitarnya, banyak orang yang mengalami kesulitan hidup akibat bencana ini.


Minggu, 17 Mei 2020

Resume Materi Kelas Menulis Online "Menulis 3 Alinea"

ditulis oleh: Denny Sofiastuti,M.Pd.

Minggu, 17 Mei 2020
Pukul      :16.00-17.30
Pemateri : Pak Wijaya Kusuma
Meia       : Zoom
Hadir      : 48 peserta

Acara ini berjalan cukup baik,meskipun ada kendala sinyal kurang bagus dan sebagian peserta tidak dapat menggunakan zoom dengan baik. Hal itu tidak jadi masalah karena materi dapat diulang melalui youtub. Saya pribadi berharap semoga melalui media ini dapat menginspirasi peserta dan  mendapatkan banyak pengetahuan. Semoga para guru dapat terus maju serta saling berbagi ilmu antara sesama peserta.

Acara dibuka oleh Ibu Capri sebagai pendiri AISEI
disampaikan tentang 4 pilar AISEI sebagai latar belakangnya serta empat ketentuan latihan menulis  secara online dengan singkat dan tepat Dilanjutkan dengan pemaparan materi dan tanya jawab. Disempatkan pula foto bareng lewat zoom secara virtual. Peserta yang hadir memberikan respon positif. 
Materi disampaikan oleh Om Jay mengenai teori menulis 3 alinea.
alinea 1. Pembuka : kalimatnya harus menarik berupa pemantik sehingga pembaca ingin tahu. mengandung 
              kaidah 5 +W1H. tentukan yang jelas kalimat topiknya agar tulisan kita dapat fokus sesuai tujuan. 
              Kalimat topik berada di awal alinea pembukaan   
alinea 2. Isi : menjelaskan kalimat topik yang terdapat pada alinea 1
alinea 3. Penutup: memberikan simpulan dari isi dan review terhadap topik tulisan.( tutuplah paragraf ini 
             dengan kalimat menarik)

Mari kita menulis, menulis, dan menulis dengan gembira.
Menulislah setiap hari meskipun kita sesibuk apa pun.dan lihatlah bagaimana dampaknya.

Surabaya,17 Mei 2020