Cafebahasaku.com

SELAMAT DATANG !!!

BLOGG INI MERUPAKAN SARANA SEBAGAI MEDIASI UNTUK MENAMPUNG SEGALA KREATIVITAS ANAK BANGSA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA & SASTRA INDONESIA

Jumat, 25 Desember 2009

MAKALAH : "BUDAYA BACA dan MENCERDASKAN MASYARAKAT INDONESIA"

REVERENSI  untuk meningkatkan Budaya membaca
Tema : Masyarakat Perpustakaan Cerdas 2010

BUDAYA BACA DAN MENCERDASKAN MASYARAKAT INDONESIA
Oleh: Siti Istikomah *)

Kemerosotan Mutu Pendidikan
Tujuan utama dari Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara khusus, hal ini berarti meningkatkan Sumber Daya Manusia. Bagaimana situasi pendidikan di Indonesia saat ini? Sangat suram. Delapan tahun yang lalu, yaitu pada tahun 1993, Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional ( BPPN ) hberdasakan penelitian terhadap beberapa Perguruan Tinggi serta perorangan, mutu pendidikan Indonesia merosot, terutama dalam hal pembentukan sikap dan perilaku anak didik. Ungkapan-ungkapan seperti itu sudah beberapa kali diungkapkaan. Salah Indonesia dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan India, masih lebih rendah.
Dari penelitian yang dilakukan oleh suatu badan internasional dalam bidang pendidikan (Internasional Education Association) 1992 menyatakn bahwa pendidikan di Indonesia tertinggal jauh dibandingkan dengan negara lain di ASEAN.
Dengann nada gusar, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada waktu itu Prof. Dr. Wardiman Djojonegoro membantah keras, katanya harus diadakan penelitial ulang untuk memuktikan bahwa mutu pendidikan Indonesia rendah. Sementara itu Prof. Frans Magins Suseno, dalam lokakarya Profesi Guru Menghadapi Tantangan Abad 21, menyatakan bahwa Mutu pendidikan masyarakat Indonesia masih sangat menyedihkan ada yang membantah. Tetapi pertanyaan yang muncul dibenak kita saat ini adalah: apa sebabnya mutu pendidikan kita begitu merosot? Penyebabnya adalah:
1. Rendahnya sarana fisik
2. Rendahnya kualitas dan kesejahteraan guru
3. Rendahnya prestasi siswa
4. Rendahnya kesempatan pemerataan pendikan
5. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan
6. Mahalnya biaya pendondidikan,meski dicanangkan sekolah gratis. Namun, hanya untuk iuran bulanannya saja, tidak untuk hal lainnya.

Dari keadaan penyebab diatas, kita kembalikan lagi kepada peran pemerintah dalam menanganinya, supaya Sumber Daya Manusia di Indonesia meningkat.
Selain keenam diatas, penyabab yang lain adalah peyelenggaraan pendidikan nasional yang dilakukan secara birokratik-sentralistik. Upaya perbaikan atas kenyataan tersebut dijalankan dengan dukungan suasana kondusif berupa penetapan otonomi daerah dibidang pendidikan dan kebudayaan, yang berimplikasi antara lain yapkpada penyelenggaraan otonomi pengelolaan pendidikan dan otonomi sekolah, sehingga mencegah terulangnya penyelenggaraan penyelenggaraan pendidikan nasional secara birokratik-sentralistik.

Budaya Baca yang Rendah
Saai ini kita sering mendengar bahwa membaca adalah kunci keberhasilan di sekolah (Reading is the key to success in school). Tetapi apakah kita memikirkan lebih dalam tentang makna dari ungkapan tersebut? Tentu tidak. Mungkinn hanya sebagian kecil dari kita. Ungkapan ini dibahas secara menarik dalam buku “The World Book Student Handbook” Chicago: World book Enciclopedia, 1981. Dalam bab “Why is reading important (Mengapa Membaca itu Penting)” dibahas tentang sekelompok guru di Amerika Serikat yang mengadakan penyelidikan tentang murid sekolah dan problema belajar. Salah satu kesimpulan mereka yang menarik adalah bahwa seorang murid yang tidak berhasil dalam didan tertentu misalnya Matematika, masih bisa berhasil didalam bidang studi yang lain, Tetapi seorang murid yang malas membaca, hamper selalu tidak berhasil dalam semua bidang studinya. Hal ini perlu kita garis bawahi. Mula-mula mereka merasa agak aneh, namun setelah disimak lebih jauh segera mereka menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang ingin diketahui untk dapat diketahui untuk dapat dimengerti harus dibaca.
Seorang pelajar yang tidak banyak membaca akan mendapat kesulitan dalam melanjutkan studinya, karena bila ia nanti menjadi mahasiswa, hampir seluruh waktu studinya terserapuntuk membaca. Oleh karena itu kita sebagai seorang pelajar harus memanfaatkan perpustakaan yang ada di Sekolah dengan baik, Selain itu kita juga harus pandai memanfaatkan waktu luang yang ada untuk membaca dan mencari informasi sebanyak mungkin supayakita mendapatkan banyak pengtahuan entah itu dari membaca maupun mendengar, karena semakin banyak membaca kita akan semakin tahu/banyak pengetahuan. Ingatlah ”Waktu Adalah Uang (Time Is Money)”.
Kesulitan membaca ini berlaku juga pada seluruh kegiatan kegiatan manusia dalam masyarakat. Studi penelitian dan semua jenis pekerjaan dan kegiatan lain memerlukan bacaan untuk dimengerti dan dimanfaatka; instruksi-instruksi dan pedoman-pedoman harus dibaca untuk dilaksanaka secara efektif sesuai tujuannya ”The simple jobs require some reading”. Demikianlah pentingnya minat baca.Tidak hanya untuk pendididikan pribadi, tetapi juga untuk kegiatan dalam pembangunan bangsa.
Bagaimana dengan minat baca bangsa indonesia itu sendiri? Sangat mempihatinkan. Faktanya yaitu pada hari aksara internasional ke-31 tahun 1996, mantan presiden soeharto menyatakan keprihatinan-nya karena rendahnya budaya baca msyarakat Indonesia (Suaa Pembaruan 27 Juni 1996).
Pada umumnya masyarakat Indonesia adalah ”diktator”, artinya yaitu studinya hanya mengandalkan diktat. Namun ada pendapat ”Ketiadagairahan membaca dikalangan mahasiswa maupun pelajar bersumber pada pendididkan yang tidak menanamkan antara lai pentingnya membaca sejak sekolah dasar”. Selain itu ”Rendahnya mutu pendidikan di Perguruan Tinggi disebabkan oleh pelajaran-pelajaran membaca sejak di Sekolah Dasar yang kurang sanggup merangsang kegairahan murid-muridnya”. Ada lagi yang mengungkapkan bahwa para sarjana dan cendikiawan termasuk para dosen kurang minat baca, sehingga mempengaruhi mutu masyarakat ilmiah. Ciri masyarakat ilmiah itu sendiri adalah harus banyak membaca.
Saat ini minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah bahkan tergolong salah satu terendah di Dunia Internsional. Tetapi anehnya di Dunia Internasional Indonesia diakui sangat berhasil dalam pemberantasan buta huruf. Apa sebabnya budaya baca masyarakat Indonesia sngat rendah?. Penyebabnya adalah masyarakat Indonesia jarang membaca bahkan bahkan tidak pernah membaca, mereka malas, mereka beranggapan bahwa membaca itu membosankan, membaca itu serius. Tapi yang paling menonjol adalah kesadaran dari diri mereka sendiri tidak ada, bahwa membaca itu penting.

Peranan Perpustakaan Sekolah
Sesungguhnya yang paling efektif untuk meningkatkan budaya baca masyarakat Indonesia adalah melalui pemanfaatan perpustakaan sekolah sejak di Sekolah Dasar. Supaya Perpustakaan Sekolah diminati oleh siswa maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu: Pertama, Tersedianya ruangan yang cukup luas dengan perlengikakapannya termasuk ruang baca yang menarik dan terdapat ungkapan kata-kata bijak.
Kedua, Tersedianya koleksi bahan bacaan selengkap mungkin yang secara khusus diseleksi untuk Perpustakaan Sekolah.
Ketiga, Tersedianya pengelola yang khusus dilatih untuk Perpustakaan Sekolah; yang paling ideal adalah seorang guru dengan sendirinya mengasai masalah pendidikan dan telah dilatih secara khusus untuk menglola Perpustakaan Sekolah.
Keempat, Sebagai sasaran utamanya adalah pelayanan yang aktif, artinya bukan menunggu anak-anak dengan sendirinya datang keperpustakaan tetapi melibatkan unsur ”paksaan” antara lain untuk kelas satu dan dua sewaktu-waktu diajak kelas masuk ke Perpustakaan dengan didampingi oleh gurunya dilayani bersam putakawan, untuk memperkenalkan buku-buku yang cocok bagi mereka. Semacam bimbingan membaca. Kemudian diadsakan juga ”story telling”, yaitu guru atau pustakawan memilih buku cerita yang menarikdan membacakan kepada mereka. Setelah dibacakan murid disuruh menceritakan kembali sesudah itu guru memberi pertanyaan yang mewajibkan anak-anak menggunakan sumber perpstakaan, seperti mulai menggunakan ensiklopedi. Sejak kelas empat setiap murid diwajibkan satu buku dalam waktu satu bulan dan membuat sinopsis buku yang diberikan tersebut dengan bimbingan guru. Dengan sistem itu berari setelah tamat, setiap murid telah membaca tiga puluh lima buku, suat prestasi yang sangat tinggi dan pelestarian budaya baca yang sangat baik. Numun yang terpenting adalah membekali par murid dengan kebiasaan membaca (Reading Habit).

Suatu kebiasaan intelektual yang sangat mereka perlukan untuk pendidikan seumur hidup (lifelong education). Dengan sistem ini berarti perpustakaan sekolah terlibat langsung dalam program belajar-mengajar di Sekolah dan merupakan komponen pelengkap dari sistem pendidikan serta menanamkan peran yang penting dalam proses belajar-mengajar.

Mengaktifkan Perpustakaan yang Ada
Mengaktifkn tentu perlu biaya. Tapi jika keperluan itu timbul untuk pengadaan buku,menambah koleksi dengan buku-buku mutakhir,mestinya bias ditempuh dengan jalan lain tanpa harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Pengadaan bisa ditempuh dengan “kampanye donasi”. Pasti ada orang yang bersedia menyumbangkan buku miliknya yang sudah dibutuhkan demi kemaslahatan yang lebih luas. Yang mesti ada dalam kegiatan itu mestinya bukan syarat yang pelik,yaitu orang-orang yang selain mencintai buku, mau bekerja sukarela membantu mengaktifkan perpustakaan publik.
Perpustakaan bertujuan mengembangkan kecerdasan masyarakat madani Indonsia. Tujuan itu ingin dicapai dengan penyabar luasan buah pikiran dan informasi yang bersumber pada buku, majalah, tulisan, laporan media, dan para pemikir.Dengan begitu perpustakaan dapat membantu mengembangkan suatu masyarakat madani di Indonesia yang cerdas, berakal sehat dan siap berpersn konstruktif didalam kebhinekaan budaya bangsanya. Selain itu dengan begini perpustakaan ini kan sering dikunjungi oleh masyarakat, dan mereka tertarik untuk membacanya.
Setiap bulan atau setiap tahun diharapkan perpustkaan bisa menerbitkanbuku dan setiap bulan mngadakan diskiusi. Diskusi tersebut misalnya membahas tentang koleksi buku atau program lainnya. Bisasanya untuk menjadi terkenal dan menarik akan kelengkapannya,perpustakaan itu harus terdapat koleksi buku yang meliputi subjek korupsi, politik, islam,militer, sejarah humaniora, budaya, sastra, dan buku cerita. Koleksi lainnya berupa berbagai Jurnal Ilmiah terbitan indonesia dan asing, tujuh audiovisual, transkip hasil diskusi dan kliping atau bahkan bisa ditambah dengan koleksi koran baik itu koran bahasa inggris maupun bahasa Indonesia. Koleksi utama difokuskan pada isu-isu nasional, baik yang ditulis oleh penulis lokal maupun asing. Pengembangan koleksi dipertahankan terus pada kriteria mutu terbaik dan kemutakhiran.Untuk programnya, dirahkan pada kegiatan diseminasi informasi, lomba meringkas buku, lomba meresensi buku, dan menerbitkan buku.
Dari hal tersebut diatas maka akan menambah kegairahan untuk membaca disana.Serta masyarakat menjadi cinta perputakaan dan akhirnya kalau mereka telah suka membaca maka mereka akan semakin tahu, mengerti akan suatu hal. Hal itu akan menjadikan masyarakat menjadi cerdas. Dan dapat kita simpulkan kalau masyarakat indonesia menjadi cerdas siapakah yang untung? Pasti kita sendirikan!. Dengan begitu kita dapat menyeimbangkan antara SDA dan SDM. Apabila itu sudah terjadi, otomatis kita jga dapat mengimbangi negara lain yang SDM-nya tinggi dan rendah SDA-nya.


Kepuasan Lebih
Membaca memberikan kepuasan yang jauh melebihi menonton TV. Meskipun banyak cerita film diangkat dari kisah suatu novel, tetapi kepuasan membaca ceritanya di novel akan lebih nikmat daripada menonton filmnya di TV. Hal ini karena membaca membuat imajinasi kita hidup, sedangkan menonton TV praktis justru mematikan imajinasi. Menonton TV kurang memuaskan karena selain banyak iklannya juga membuat penontonnya pasif, sementara membaca membuat pikiran pembacanya aktif dan kepuasannya tidak terganggu oleh tayangan iklan. Dengan membaca, kita mengaktifkan pikiran sehingga apa yang kita baca terkesan hidup dalam imajinasi. Kita pun akan jauh lebih mudah memahami cerita yang kita baca dari buku karena kita bisa secara mudah mengulangi bagian mana yang kurang kita pahami. Hal ini tidak memungkinkan kalau kita menonton TV. Kegiatan membaca jelas lebih bermanfaat daripada menonton TV. Namun ironisnya kita justru sering menghabiskan waktu secara percuma di depan si mata satu tersebut.

Selain buku karya fiksi yang bisa memberikan hiburan, buku-buku yang membahas tema hobi juga bisa menghibur pembacanya. Seorang yang mempunyai hobi olahraga pasti senang membaca buku-buku tentang olahraga. Jadi membaca adalah kegiatan yang selain sangat bermanfaat, juga sangat nikmat. Karena itu, tidaklah berlebihan kalau sejumlah cendekiawan mengatakan bahwa orang-orang yang paling malang ialah mereka yang semasa hidupnya tidak pernah menikmati bacaan-bacaan yang berkualitas tinggi.

Hikmah Membaca
Carilah selalu waktu untuk dapat membaca, karena dengan membaca kita bukan hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga hikmah yang berguna untuk diri kita sendiri dan orang-orang disekitar kita.
Tidak perlu menunggu lampu ada dirumah atau suruhan dari guru untuk membaca di Perpustakaan. Carilah jalan lain untuk bisa membaca. Tidak perlu menuntut apa yang belum dimiliki untuk mengejar pengetahuan dan kemajuan tetapi berusahalah dengan apa yang ada pada kita. Seperti kisah zaman dahulu ada seorang anak kecil yang bisa membaca tetapi dirumahnya tidak ada lampu, dia menghalalkan semua cara supaya dia bisa membaca. Sampai akhirnya matanya sakit karena pada saat dia membaca dia tidak menggunakan lampu, dia hanya menggunakan obor. Betapa besar keinginannya untuk membaca. Bandingkan dengan sekarang!, fasilitas sudah lengkap, tekhnologi sudah canggih, ruangan yang sudah tersedia. Tetapi apakah keinginan kita sebesar anak yang dalam kisah diatas? Jauh sekali, bahkan kalaupun kita tidak membaca ”is no problem” mereka malah memilih untuk bermain atau mendengarkan saja. Bagi mereka tidak membaca itu tidak masalah. Anggapan seperti ini sungguh salah.
Jangan sia-siakan fasilitas yang ada disekitar kita, misalnya Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan umum, karena perpustakaan adalah tempat segudang ilmu pengetahuan yang banyak sekali hikmah dan manfaatnya, supaya kita bisa meraih cita-cita kita. Dengan terus-menerus membaca kita akan mendapatkan semakin banyak pengetahuan dan semakin banyak terhibur, bisa disebut juga sebagai manusia cerdas/ masyarakat perpustakaan cerdas. Apabila kita sudah berhasil, apakah kita akan menyesal telah menggunakan waktu kita untuk membaca? Tentu tidak. Karena membaca tidak hanya mendapatkan pengetahan tetapi juga menghibur diri dan mengimajinasikan apa yang kita baca. Kuncinya adalah kita tidak harus serius tetapi kita harus enjoi, sehingga apa yang kita baca mudah untuk kita resapi.
Maka mulai dari sekarang dan masa yang akan datang terus budayakan membaca buku, supaya menjadi manusia yang cerdas, kaya pengetahuan dan terampil, karena membaca erat kaitannya dengan menulis. ”Siapa yang Membaca Dialah yang akan Berhasil dalam Mengejar Cita-citanya”. Manusia cerdas karena membaca ” I Love Reading, I Love Library”.













IDENTITAS PENGIRIM
Nama : Siti Istikomah
TTL : Tuban, 08 Mei 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Rayung- Senori –Tuban
Nomor Telepon/ Hp : 085330034882
Asal Sekolah : SMAN 3 Bojonegoro
Alamat Sekolah : Jl. Monginsidi No. 09 Bojonegoro
Kelas : XI IPA 4
NIS : 6169
Karya yang pernah di buat :- Sistem Pengelolaan Sampah Drngan Metode Gomposting Dan Pengembangan Mikroorganisme Pengurai Sampah Organik Sebagai Pupuk Tanaman Multifungsi Di Lingkungan Kabupaten Bojonegoro
- Pengelolaan Sumber Daya Manusia Di Kabupaten Bojonegoro Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat Melalui Peran Koperasi
Penghargaan Yang Pernah di Raih: - Juara II LKT Koperasi se- Kabupaten Bojonegoro
- The Best Creatif Present in English Competition

Tidak ada komentar:

Posting Komentar